Kerah Putih

Mengkritik PD Pasar Secara Realistis Itu Baru Kren

SIDIKALANG, pelitarakyat.com – Perusahaan Daerah (PD) Pasar Sidikalang belakangan jadi sasaran tembak. Kritik datang silih berganti datang kepada direksi PD Pasar yang baru.

Beberapa kebijakan yang direksi ambil untuk memperbaiki pasar Sidikalang seolah dianggap selalu salah. Padahal berkaca dari manajemen PD Pasar yang lama saat ini sudah banyak berubah. Mulai dari tata kelola pasar hingga penagihan hutang dari pedagang sesuai audit independen terus dilakukan direksi PD Pasar.

Meski demikian tetap saja salah dilakukan direksi baru. Bahkan belakangan, kritik yang dianggap direksi tidak relevan pun bermunculan. Terbaru soal tudingan PD Pasar mengalami kerugian Rp15 miliar pun muncul. Sebelumnya juga PD Pasar bahkan dikecam karena berusaha menegakkan peraturan daerah (Perda) tentang sanksi bagi pedagang jika berjualan di luar pasar.

Hal demikian pun mengundang respon dari manajemen PD Pasar. Direksi PD Pasar pun blak-blakan. Direktur utama PD Pasar Jhon Tony Dabutar, SH didampingi direktur umum Lupin Pangaribuan, ST dan direktur operasional Roy Candra Simanjuntak, SH mengatakan bahwa tudingan yang ditujukan PD Pasar yang merugi mencapai Rp15 miliar terlalu tendisius.

“Kita terus berbenah, apa yang kurang terus kita perbaiki. Jangan dianggap semua salah apa yang kami lakukan,” kata Tony Dabutar mengawali pembicaraan saat ditemui di kantornya, Jumat (16/7/2021).

“Sekarang beginilah, kami itu sudah mengambil beberapa kebijakan agar perusahaan daerah mengalami perubahan. Mulai dari penataan pasar, penagihan piutang pedagang hingga menertibkan pedang yang selama ini berada di luar pasar,” ucapnya.

Menurutnya yang dia sampaikan ini bukan hanya kata-kata. Sejak mereka diberi mandat, pihaknya sudah mengeluarkan himbauan agar berjualan itu di dalam pasar.

Penertiban pedagang di luar wilayah PD Pasar

“Sejak serah terima bulan Februari 2021 kami sudah membuat beberapa kebijakan. Salah satunya dengan menertibkan pedagang yang selama ini berjualan di kaki lima yang berada di jalan sekolah atau niaga. Dulu jalan itu sembrawut tapi sekarang sudah mulai tertata. Kemudian pedagang di dalam pasar, dulu juga sembrawalut. Itulah yang kami tata saat ini. Setiap malam sekira pukuk 02. 00 WIB, kami melihat pedagang menurunkan barang, kami awasi dan tertibkan agar meletakkan dagangannya di dalam pasar. Tidak percaya, datanglah nanti malam kami petugas sudah di pasar dan menertibkan pedagang. Kami tata di mana letaknya jualan mereka. Jadi kalau pun itu dianggap salah itu sudah tidak relevan lagi,” ucap Tony.

Baca Juga  BRWA : 8,3 Juta Hektar Potensi Hutan Adat

Meski demikian Tony tidak mempermasalahkan kritikan datang kepadanya dan direksi lainnya. Baginya bekerja dan terus menata pasar adalah suatu tugas yang harus dilaksanakan. Bahkan ia menegaskan pekerjaanya adalah untuk mewujudkan visi misi dari unggul.

“Biasalah kritik. Bagi saya berbuat dan bekerja untuk menata pasar adalah tugas saya. Intinya kami terus berbenah bagaimana pasar ini bisa dikelola dengan baik, itu saja. Saya pun perlu tegaskan, kami tidak ada kepentingan apapun. Namun perlu saya sampaikan mengkritiklah untuk kemajuan bukan karena kepentingan dan ditunggangi oleh kepentingan politik,” ucapnya.

Diakhir pembicaraanya, kritikan yang menyebutkan PD Pasar mengalami kerugian Rp15 miliar tidak perlu diluruskan. “Yang Rp15 miliar itu aset, bukan kerugian negara,”

“Sekali kali lagi, saya perlu jelaskan, kami sebagai dewan redaksi para pedagang di Dairi taat terhadap aturan yang dibuat pemerintah Dairi seperti di daerah lain. Ayolah pedagang tertiblah kita. Ini untuk kepentingan kita bersama,” ujarnya.

Temuan mana Rp 15 miliar?
Sementara, direktur operasional Roy Candra Simanjuntak juga blak-blakan soal tudingan PD Pasar merugi. Ia mempertanyakan data yang disebutkan media kerugian PD Pasar yang mencapai miliaran rupiah.

“Sekarang saya tanya data dari mana? Kalau itu data Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) nggak ada sampai sama kami. Tapi kalau audit dari independen ada dan itulah sekarang kami tagih dari pedagang dan hasilnya sudah ada,” kata Roy Candra.

“Saya perlu luruskan, dalam rekomendasi audit independen memang ada SOP pengadaan barang dan jasa dan pihak ketiga dan saat ini terus dibenahi. Kemudian soal penagihan dari pedagang sampai saat ini sudah kami tagih dari 202 pedagang dan mereka membayar,” kata Candra.

Karyawan PD Pasar membersihkan lapak pedagang

“Sejak kami serah terima jabatan bulan Februari 2021 kami sudah menagih Rp207 juta hutang pedagang. Jumlah tersebut kami pastikan terus bertambah. Kami akan terus menagih karena itu hasil rekomendasi dari audit independen,” kata Candra.

Baca Juga  Daur Ulang Alat Swab, Poldasu Tetapkan 5 Pegawai Kimia Farma Tersangka

Kemudian kata Candra sejak mereka menjabat, uang sudah terkumpul ratusan juta terkumpul di kas. Dikatakannya, dana tersebut sudah sebagian dipergunakan untuk pembenahan pasar dan membayar gaji karyawan. Dan sampai ini kas umum tersisa Rp470 juta.

“Dan perlu kami sampaikan uang yang kami terima dari direksi lama adalah hanya Rp103 juta. Makanya itulah yang perlu kami sampaikan tudingan kami dianggap tidak kerja tidak relevan,” kata Roy Candra.

10 Tahun Didiamkan?
Sementara Lumpin Pangaribuan membantah tudingan di media sosial yang PD Pasar merugi sejak mereka pimpin.

“Saya perlu sampaikan terkadang saya prihatin soal tudingan pada PD Pasar yang merugi. Sejak kami dipercaya pak bupati Dr Eddy Berutu memimpin PD Pasar kami terus membenahi pasar. Kami bekerja dengan tulus dan tidak neko-neko dalam bekerja. Dalam benak kami sejak diberikan kepercayaan kami ingin bekerja memperbaiki pasar, itu saja,” kata Lumpin.

Lumpin pun menanggapi dingin soal tudingan karena mereka sebenarnya bukan sasaran mereka.

“Saya menilai sasarnnya bukan kami tapi kepada pemerintahan saat ini, ada orang yang sengaja memperkeruh suasana di Dairi ini sehingga mencari mana objek yang perlu dikritisi termasuk PD Pasar, OPD dan sektor lain yang dianggap mudah dikritik. Makanya itu tidak perlu diambil pusing yang penting kita terus bekerja,” katanya.

“Saya perlu sampaikan sejak kami dipercaya di sini (PD Pasar) dulu banyak persoalan di sini termasuk gaji karyawan yang 9 bulan tidak dibayar. Kemudian jalan sekolah yang sembrawut dan banyaknya tunggakan dari pedadang. Dan belakangan inilah yang kemudian kami benahi dan hasilnya terlihat. Jadi sekarang, tidak ada lagi tunggakan gaji. Paling lama itu tanggal 3 gaji karyawan sudah kami bayarkan,” ungkapnya.

Lumpin juga mengaku kesal kepada pengkritik di media sosial kenapa tidak menyerang PD Pasar selama 10 tahun pengelolaannya tidak benar. “Kalau mengkritik itu harusnya berimbang, yang kami hadapi ini ‘dosa’ manajemen lama.

“Jujur iya, yang kami selesaikan ini dosa lama. Itupun kami tidak bersungut-sungut kami tetap menagih dari pedagang, dan hasilnya lumayan baik. Ke depan kami terus berbenah,” tukasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button