Stok Pupuk Subsidi Untuk Petani Aman Sampai Akhir Tahun
pelitarakyatcom – PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan sampai akhir tahun ini penyaluran pupuk subsidi aman terkendali sesuai kuota penugasan pemerintah. Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal saat mengecek gudang distributor pupuk subsidi di Sragen, Jawa Tengah.
Untuk menuju gudang distributor rombongan Pupuk Indonesia berangkat dari Solo, Kamis (4/11) pukul 08.15 WIB.
Sampai di lokasi, Gusrizal langsung menghampiri petugas gudang. Dia membicarakan tentang ketersediaan pupuk subsidi.
“Kami ke sini ingin memastikan stok di gudang ini,” ujar Gusriza di lokasi. Didampingi Senior Vice President PSO Wilayah Barat Pupuk Indonesia Agus Susanto, Gusrizal mengecek ribuan ton pupuk di gudang.
“Informasinya cukup dan saya sudah melihat langsung stok aman,” ujarnya, Kamis (4/11) dilansir dari RM.id
Ia menegaskan, memasuki Oktober hingga November sebagain besar wilayah pertanian sudah masuk musim tanam. Begitu juga di wilayah Jawa Tengah.
Puncaknya ini Oktober sampai Maret. Pupuk Indonesia memastikan ketersediaan cukup untuk mendukung musim tanam di wilayah Surakarta. Perseroan juga sudah mewaspadai tentang adanya musim hujan.
“Kita harus hati-hati dan lebih awal menyiapkan dan berharap agar proses panen lebih awal,” ujar Gusrizal.
Secara nasional berdasarkan laporan yang diterima dari gudang di seluruh Indonesia ketersediaan pupuk subsidi aman sesuai kuota yang ditentukan pemerintah.
“Dijamin nggak bakal ada kelangkaan. Isu kelangkaan pupuk subsidi yang kadang muncul biasanya datang dari pihak yang belum memahami bagaimana mekanisme penyaluran pupuk subsidi,” tambah Gusrizal.
Lebih lanjut ia mengatakan, ketersediaan pupuk subsidi ini sudah diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian.
Untuk mendapatkan pupuk subsidi, petani wajib tergabung dalam kelompok tani, menggarap lahan dengan luas maksimal dua hektar.
Begitu juga untuk menyusun dan menginput Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK), dan untuk wilayah tertentu, menggunakan Kartu Tani.
“Kita hanya menyalurkan karena porsi subsidi diatur Kementerian Pertanian. Maka beli pupuk subsidi berbeda dengan BBM yang siapa saja boleh dapat,” jelasnya.
Jika petani yang belum memiliki Kartu Tani, menurutnya petani masih dapat menebus pupuk subsidi secara manual dengan bantuan petugas penyuluh lapangan (PPL) dari dinas pertanian setempat.
Sebagai produsen, lanjut Gusrizal, Pupuk Indonesia berkewajiban untuk menyalurkan pupuk subsidi sesuai penugasan atau alokasi yang ditetapkan pemerintah.
Pada 2021 alokasi pupuk subsidi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 49 Tahun 2020 sebesar 9,04 juta ton dan 1,5 juta liter pupuk organik cair.
Gusrizal mengatakan jumlah stok pupuk subsidi secara nasional sebesar 1,32 juta ton per tanggal 2 November 2021. Angka tersebut setara 222 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah.
“Dari jumlah pupuk subsidi yang mencapai 1,32 juta ton, berasal dari Urea sebanyak 611.058 ton, pupuk NPK sebanyak 313.243 ton, pupuk, Organik 167.187 ton, pupuk SP-36 sebanyak 148.938 ton, dan pupuk ZA sebanyak 86.804 ton,” ujarnya.
Dari sisi penyaluran, Gusrizal mengatakan bahwa realisasinya sudah mencapai 6,23 juta ton hingga tanggal 31 Oktober 2021. Angka tersebut setara dengan 68,9 persen dari total alokasi pupuk subsidi yang ditetapkan 9,04 juta ton.
Adapun rinciannya, pupuk Urea sebesar 2,79 juta ton, pupuk SP-36 sebesar 297,7 ribu ton, pupuk ZA sebesar 545,1 ribu ton, pupuk NPK sebesar 2,19 juta ton, dan pupuk Organik sebesar 406,1 ribu ton.
Gusrizal memastikan bahwa pabrik-pabrik yang dimiliki Pupuk Indonesia terus beroperasi dalam rangka memenuhi kebutuhan stok pupuk subsidi di tanah air. “Kami prioritaskan dalam negeri dulu,” pungkas Gusrizal. (RM.id)