Rencana Batalyon Teritorial Dibangun di Kabupaten Pakpak Bharat

Oleh : Anna Martyna Br Sinamo,
JAKARTA, pelitarakyat.com- Kabupaten Pakpak Bharat, yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, merupakan tanah leluhur bagi suku Pakpak yang kaya akan budaya dan tradisi, dimana Suak Simsim berada yang dikenal dengan nama Sortagiri sebagai pemangku ulayatnya.
Kehadiran Batalyon Infanteri (Yonif) 906/Sanalenggam dan Yonif 908/Gajah Dompak di wilayah ini menandai babak baru dalam hubungan antara institusi militer dengan masyarakat lokal.
Sebagai bagian dari rencana pembangunan batalyon teritorial oleh pemerintah, penempatan ini diharapkan membawa dampak positif bagi pembangunan daerah dan keharmonisan sosial, yaitu pertahanan wilayah dan ketahanan pangan.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas penerimaan suku Pakpak terhadap kehadiran batalyon ini, peran pemangku ulayat, usulan penamaan yang lebih selaras dengan kearifan lokal, serta manfaat nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat suku Pakpak.
Penerimaan Hangat dari Suku Pakpak
Suku Pakpak, yang mendiami wilayah Pakpak Bharat, Dairi, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Tengah, dikenal sebagai masyarakat yang harmonis dan ramah terhadap pendatang. Tradisi mereka yang kental dengan nilai gotong royong dan penghormatan terhadap alam serta leluhur membuat mereka terbuka terhadap perubahan positif.
Kehadiran dua batalyon teritorial ini diterima dengan tangan terbuka oleh suku Pakpak, sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah dalam memperkuat pertahanan nasional di daerah perbatasan.
Lembaga adat seperti Sortagiri, yang terdiri dari (Soritandang, Sorigigi PB3I, Punguten Sori) telah menyatakan dukungan penuh, terutama untuk Yonif 908 dan 906 yang direncanakan akan berlokasi Kuta Jungak dan Binanga Boang. Penerimaan ini bukan hanya formalitas, melainkan refleksi dari semangat harmoni suku Pakpak yang selalu mengutamakan kesejahteraan bersama.
Peran Pemangku Ulayat Sortagiri di Suak Simsim
Di tengah rencana pembangunan batalyon teritorial, penting untuk mengakui hak-hak adat masyarakat lokal. Pemangku ulayat di Suak Simsim, Kabupaten Pakpak Bharat, adalah Sortagiri, yang diwakili oleh pinempar (keturunan) dari marga Padang, Berutu, dan Solin.
Sortagiri memegang tanggung jawab atas tanah ulayat Banua Harhar Suak Simsim, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18B dan Undang-Undang Agraria No. 5 Tahun 1960. Mereka telah menggelar rapat terbatas untuk menyikapi perkembangan pembangunan, termasuk penempatan batalyon.
Dukungan dari Sortagiri menekankan bahwa setiap proyek harus menghormati hak ulayat, sambil membuka peluang kerjasama untuk kemajuan daerah. Ini menjadi contoh bagaimana kearifan lokal suku Pakpak dapat berpadu dengan agenda nasional.
Usulan Penggantian Nama dengan Kearifan Lokal Pakpak
Nama saat ini untuk batalyon, seperti “Gajah Dompak” (yang merujuk pada Pisau SSM XII) dan “Sanalenggam” (yang merujuk pada pisau Batak Toba) diusulkan untuk diganti dengan kata-kata yang lebih mencerminkan kearifan lokal suku Pakpak. Hal ini bertujuan untuk memperkuat identitas budaya dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap institusi militer di tanah mereka.
Beberapa saran nama yang selaras dengan tradisi Pakpak bisa mencakup elemen-elemen seperti “REMPU RIAR” (mengacu pada golok pusaka suku Pakpak), “KUJUR SINANE” (merujuk pada senjata tradisional suku Pakpak), atau “PERTAKI” (nama pemimpin lebbuh suku Pakpak).
Penggantian ini bukan hanya simbolis, melainkan upaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai adat dan prinsip suku Pakpak “MERTAMPUK BULUNG, MERBENNA SANGKALEN, MERSIDASA UGASEN” ke dalam nama batalyon, sehingga lebih mudah diterima dan dihormati oleh masyarakat lokal.
Nama batalyon yang baru dan berbasis kearifan lokal ini wajib diterima sebagai bentuk penghargaan kepada suku Pakpak. Ini bukan sekadar nama, melainkan pengakuan atas kontribusi suku Pakpak dalam sejarah bangsa, termasuk peran mereka dalam menjaga keberagaman budaya Indonesia. Dengan demikian, batalyon tidak hanya menjadi unit militer, tapi juga simbol kebanggaan etnis yang memperkuat persatuan nasional.
Manfaat Nyata Batalyon bagi Suku Pakpak
Penempatan Yonif 906 dan 908 di Pakpak Bharat membawa manfaat nyata bagi suku Pakpak.
Pertama, dari segi pembangunan infrastruktur, seperti yang terlihat dalam peninjauan lokasi di Desa Mbinanga Boang dan Kuta Jungak, batalyon teritorial dapat mendukung program pemerintah untuk membangun fasilitas yang juga bermanfaat bagi masyarakat sipil, seperti jalan, irigasi, atau pusat kesehatan.
Kedua, kehadiran militer dapat meningkatkan keamanan di daerah perbatasan, melindungi tanah ulayat dari ancaman eksternal, dan mendorong investasi ekonomi.
Ketiga, program sosial seperti pelatihan pertanian, bantuan kesehatan, dan pendidikan dapat diintegrasikan, misalnya melalui kerjasama dengan tradisi lokal seperti “Menanda Tahun & Rebbu” atau pengembangan industri kreatif berbasis pada wisata sejarah & alam.
Selain itu, batalyon dapat menjadi mitra dalam pelestarian budaya, seperti mendukung upacara adat “Menoto & Merani” yaitu upacara dalam memulai musim tanam sampai panen. Manfaat ini akan semakin terasa jika ada kolaborasi erat dengan lembaga adat, memastikan bahwa pembangunan tidak mengganggu harmoni sosial suku Pakpak.
Kesimpulan dan Harapan ke Depan
Kehadiran Batalyon Teritorial 906 dan 908 di Kabubupaten Pakpak Bharat sangat didukung dan diterima dengan sangat baik oleh suku Pakpak suak Simsim. Kehadiran ini diharapkan menjadi jembatan antara tugas negara dan kearifan lokal, menciptakan sinergi yang membawa kemakmuran bagi semua pihak.
Suku Pakpak, dengan semangat “MERTAMPUK BULUNG MERBENNA SANGKALEN MERSIDASA UGASEN” ( SEBAGAI PEMILIK KEDAULATAN DI TANOH PAKPAK ), siap bekerjasama untuk masa depan yang lebih baik. Mari kita jaga harmoni ini agar Pakpak Bharat tetap menjadi contoh keberagaman Indonesia yang damai dan maju.
Salam Literasi yang Mengedukasi




