Lobi untuk Kesejahteraan Petani

SUMBUL, pelitarakyatcom – Sebelumnya Kabupaten Dairi tidaklah masuk ke dalam rencana pengembangan lahan food estate atau lumbung pangan. Di Sumatera Utara ada 4 Kabupaten pengembangan lumbung pangan diantaranya Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Pakpak Bharat, Tapanuli Utara (Taput) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).
Dari semua kabupaten yang ikut program pusat itu, Kabupaten Humbang Hasundutan sudah berhasil. Bulan Maret 2021 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo panen perdana tanaman kentang di kawasan lumbung pangan atau food estate di Desa Ria-ria Humbahas.
Atas keberhasilan lahan food estate di Humbahas, Kabupaten Dairi pun berinisiatif untuk pengembangan lumbung pangan nasional itu. Oleh bupati Dairi Dr Eddy Keleng Ate Berutu melakukan lobi ke pusat agar Kabupaten Dairi ikut program food estate.
“Kunjungan kami ini, Kementrian Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi bersama tim dari Kementrian Agraria Tata Ruang/BPN, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ditjen Perkebunan serta tim dari BPODT dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara menindaklanjuti suratnya Bupati Dairi Eddy Berutu ke pak Menko Marves tentang ketersediaan lahan yang terdiri lahan ini pengelolaan dimanfaatkan masyarakat. Maka kami turun langsung melihat calon lokasinya,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Sartin Hia di Desa Pegagan Julu III, Kecamatan Sumbul pada, Selasa (14/09/2021).

Sartin mengutarakan menindaklanjuti surat yang sudah disampaikan oleh Bupati Dairi kepada Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan di Kabupaten Dairi terdapat ketersediaan lahan yang sangat berpotensi untuk di jadikan food estate tanaman rempah-rempah.
“Food estate ini tidak hanya sekedar membangun ketahanan pangan, namun juga membangun pertanian dan pariwisata yang dampaknya begitu besar nilai ekonominya terhadap bangsa dan negara ini,” ujarnya.
Sartin Hia menambahkan kunjungan ini juga bagian program Indonesia Spice Up The World atau membumbui dunia. “Untuk itu kita pihaknya harus mempersiapkan diri bersama dengan stake holder dan lembaga lembaga terkait.
“Indonesia kaya akan sumber daya alamnya, maka potensi ini harus kita manfaatkan. Salah satunya dengan mengembangkan rempah yang sangat memiliki sejarah yang panjang di Indonesia dan kita ingin mengembalikan sejarah itu,” harapnya.

“Tanaman tumbuhan rempah yang memiliki manfaat ekonomi terutama membangun kuliner kita. Kita ditargetkan oleh presiden itu ada 4000 restoran harus bisa berakselerasi di dunia internasional. Pasar kita awalnya itu hanya Afrika. Namun sekarang Australia, Eropa dan Amerika sekarang berkembang. Dan oleh karena itu kita harus mencapai 4000 ribu lagi potensi yang ada. kemudian ada nilai eksport kita 2 milyar US dolar AS.
“Oleh karena itu kita kerjasama dengan teman-teman kita dari BUMN antara Garuda, Pelindo 1 dan 4 dan mereka semangat dan memberikan dukungan dan memberikan diskon terhadap pelaku bisnis rempah kita yang ada saat ini,” katanya.
Oleh karena itu kami meminta dukungan pemerintah, masyarakat dan media juga memberikan informasi tentang program nasional ini bahwa food estate ini adalah membangun ekonomi masyarakat Dairi dan Indonesia khususnya. “Maka dari itu, mari kita bekerja sama dan bergandengan tangan agar prosesnya cepat,” katanya.
Mohon Dukungan
Di sela-sela kunjungannya, Bupati Dairi Dr Eddy Keleng Berutu menjelaskan
Kabupaten yang kekuatan ekonominya datang dari pertanian. Dairi punya lahan yang luas dan punya petani yang tangguh sudah turun-turun.
“Tentu ini menjadi modal kuat Pemkab Dairi bisa berpartisipasi dengan program ini. Maka saya bersama tim mencari lahan yang cocok masyarakat yang siap untuk bersama-sama untuk mensukseskan program rempah-rempat tadi,” katanya.
“Maka kami mengundang, pak Sarpin, Kementrian Pertanian ATR BPN untuk melihat lahan ini. Jadi mudah-mudahan lahan ini cocok, dan skema yang disiapkan pemerintah yang disiapkan pemerintah untuk memajukan masyarakat di pemerintahan dan masyarakat untuk menjadikan lahan ini jadi lahan sentra produksi rempah-rempah. Tentu komiditinya akan ditentukan oleh dinas pertanian, itu bisa kita wududkan. Maka dari itu kami mohon dukungan dari semua masyarakat agar baik ini diridhoi oleh Tuhan yang maha kuasa dan cita-cita untuk menciptakan dairi unggul dan mensejahterakan masyarakat untuk bisa kita wujudkan dengan cepat,” katanya.
Ia mengatakan, dengan hadirnya tim tersebut untuk meninjau dan menilai lokasi, Bupati Eddy Berutu berharap lahan yang berada di Desa Pegagan Julu III dan Desa Alur Subur cocok untuk dipergunakan. “Kami mohon dukungan dan doa dari seluruh masyarakat agar rencana food estate ini dapat segera terwujud,” katanya.
Kemiri, Vanili dan Jahe
Sementara, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Charles Bancin memaparkan berbagai hal mulai dari kesiapan lahan,aksesibilitas dan kesiapan petani sebagai faktor penting dalam perwujudan food estate di masa depan.
“Berbagai hal sudah dilakukan Pemkab Dairi dalam persiapan food estate, diantaranya proses perencanaan seperti survey tempat penyediaan sarana dan sarana pertanian, pelaksana budidaya, dan pengembangan potensi pasca panen,”ujarnya.
Kecamatan Tanah Pinem tepatnya di Alur Subur, berdasarkan data produksi komoditi juga memiliki hasil komoditi khas yaitu kemiri dan vanilli.
“Selain di Sumbul, lokasi lain yang kita rencanakan ada di Kecamatan Tanah Pinem yakni di desa Alur Subur. Nantinya selain vanili dan kemiri cocok juga ditanami komoditi seperti jahe. Memang, untuk kondisi medan jalannya sebagai aksesibilitas masih tidak bisa dilalui oleh mobil standar, kita harapkan melalui rapat ini akan segera bisa diambil solusi dan kebijakan terkait,” pungkasnya.
420 Hektar
Sebagai informasi, lahan yang diajukan pemerintah kabupaten dairi untuk food estate di Desa Pegagan Julu III seluas 120 hektar. Sedangkan luas lahan food estate di Desa Alur Subur seluas 300 hektar.