Uncategorized

PPL Desa Kuta Gugung Usai Ikuti Workshop Smart Farming di Thailand

DAIRI, pelitarakyat.com-Perkembangan teknologi dan informasi membuat generasi milenial semakin sadar akan potensi usaha di sektor pertanian makin menjanjikan hingga banyak kaum millenial menjadi petani muda sukses dan menginspirasi.

Namun melahirkan petani muda yang millenial dan mampu menerapkan teknologi dalam sistem pertanian membutuhkan peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk mentransfer pengetahuannya walau mungkin bisa juga didapat secara otodidak.

Penerapan sistem teknologi dalam bidang pertanian yang akrab disebut dengan Smart Farming ini sejalan dengan cita-cita Bupati Dairi Eddy Berutu memajukan pertanian Kabupaten Dairi melalui Agri Unggulnya.

Saat menghadiri Rapat Pos Simpul Koordinasi (Rapat Posko) bersama Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Pertanian se-Kabupaten Dairi, di Aula Kantor Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKPP), Sidikalang, Selasa (18/7/2023) lalu bupati menyebut Indonesia, termasuk juga Dairi, tidak boleh hanya mengandalkan pertanian konvensional, namun harus menggunakan smart farming dan digitalisasi.

Iklan

“Guna menerapkan itu semua maka peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing, mutlak dibutuhkan untuk mewujudkan pertanian Indonesia yang maju, mandiri dan modern di masa depan,” katanya.

Dalam mendukung hal tersebut, Christna Anggina Silaban, S. Tr.P, PPL dari Desa Kuta Gugung, Kecamatan Sumbul telah mengikuti workhop bersama perwakilan 2 negara Asia Tenggara lain dalam workshop bertajuk ‘Workshop and study visit on smart farm technology smart choice of young farmer project under Indonesia, Malaysia, And Thailand growth Triangle (IMT-GT), yang digelar pada 12-16 Juni lalu, di Surat Thani province, Thailand.

Baca Juga  Bupati Eddy Berutu Teken MoU Dengan BPJS Tenaga Kerja, Perangkat Desa Di Dairi Dijamin Asuransi

Bupati yang didampingi Kepala Dinas Pertanian Kpp Dairi, Robot Simanullang, menyampaikan kehadiran PPL harus menjadi Agent of Change (agen perubahan) di sektor pertanian yang dapat mentransfer ilmu dan pengetahuan membantu petani meningkatkan produksi hasil pertanian.

“PPL diharapkan mampu membawa perubahan termasuk membawa konsep teknologi digitalisasi dan mekanisasi yang diharapkan mampu meningkatkan produktifitas yang hasil akhirnya dapat membawa masyarakat khusus petani bisa sejahtera,” kata Eddy Berutu saat itu.

Sementara itu, di tempat terpisah Christna menjelaskan, kegiatan workshop and study visit on Smart Farm Technology merupakan bagian program IMT-GT yang merupakan program kerjasama 3 negara dimana peserta dari Indonesia sebanyak 13 orang, yang terdiri dari 4 petani milenial Asal Sumut, 5 alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan yang merupakan petani milenial sekaligus pengusaha bidang pertanian, pendamping dari Kementerian pertanian 1 orang, dinas perkebunan provinsi sumut 2 org, dosen Polbangtan Medan 1 orang.

Christna yang hadir sebagai perwakilan dari alumni Polbangtan Medan juga sebagai PPL menyebut selama workshop banyak belajar tentang konsep pertanian modern yang menggunakan teknologi digital dan informasi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam produksi tanaman.

Iklan

Smart farming, kata dia, menggabungkan berbagai teknologi seperti Internet of Things (IoT), sensor, robotika, dan analitik data by aplikasi untuk memantau dan mengontrol lingkungan pertanian.

Baca Juga  Terharu.." Muslim Matanari : Terima Kasih Pak Kapolres Dairi

“Dalam sistem smart farming, petani dapat mengambil keputusan yang lebih cerdas berdasarkan data yang diperoleh dari sensor dan perangkat lunak pengelolaan data. Data ini dapat membantu petani dalam memantau dan memprediksi kondisi tanaman, mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida, serta memperbaiki kinerja produksi secara keseluruhan,” kata Christna.

Ditanya terkait kemungkinan penerapan Smart Farming dalam pertanian di Kabupaten Dairi, Christna menjelaskan bahwa kemungkinan tersebut bisa saja dilakukan,walau memang akan melibatkan pihak ketiga untuk menciptakan aplikasinya dan pengaturan perairan/irigasi.

“Memungkinkan ya memungkin saja, tapi butuh biaya besar dan keterlibatan pihak ketiga baik dalam membuat aplikasi maupun membuat irigasi yang presisi. Melalui aplikasi dapat digunakan untuk memantau kebutuhan tanaman seperti kebutuhan akan air, tingkat kelembaban, suhu, maupun nutrisi atau unsur hara yang diperlukan tanaman tersebut. Melalui aplikasi juga memungkinkan saat tanaman butuh air, irigasi akan otomatis dapat diaplikasikan melalui kontrol yang terdapat pada aplikasi. Harapannya semoga sedikit demi sedikit teknologi smart farming dapat diadopsi untuk pertanian di Kabupaten Dairi,” katanya lagi.

Kita tunggu saja gebrakan yang akan dilakukan oleh Christna Silaban pada pertanian di Kabupaten Dairi, yang tentunya butuh dukungan dari semua pihak demi terwujudnya Dairi Unggul yang mensejahterakan lewat Agri Unggul.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Iklan
Back to top button